top of page
49742663_2018194874968651_26393912088031
  • Facebook
  • YouTube
  • Instagram
#souvenir from #busaninternationalfilmfe
Tarling is darling film.📣🎥🎬👍 🇰🇷탈링은

22nd BUSAN INTERNATIONAL FILM FESTIVAL 2017

Festival ini ada Film Fiksi dan Documentary.

Film ini adalah film Katagori Documentary, Film ini World Premiere (Pemutaran film pertama), dan juga masuk dalam kompetisi Wide Angle, tetapi tidak menang, masih kalah dengan tema film protes.

#tarlingisdarling #tarlingdangdut #tarli
Thk u _endyekosunu _sync_sound_jkt_id da

Festival yang di adakan bulan Oktober 2017, cukup penting bagi film ini dan apa yang ada dalam filmnya. Seni musik Dangdut Tarling Pantura, sosial masyarakat pencipta, penyanyi dan penikmat industri ini dan juga agama Islam dalam film ini.

Sebagai sutradara tentu pemutaran film perdana di kalayak publik luas Internasional cukup memacu jantung. Kemungkinan apa pun bisa terjadi. Setelah pemutaran film di adakan tanya jawab sutradara dengan penonton. Disinilah sutradara akan sangat gelisah. Pakah filmnya disukai atau tidak. Belum lagi melihat jumlah penonton yang hadir. Karena mereka menonton dengan tiket. Tentulah tidak mudah membuat orang mau menonton film ini.

Biasanya penonton dalam memilih film mana yang dia mau nonton adalah World Premiere, karena mereka ingin menjadi penonton pertama yang ingin menonton film ini. Tentulah film yang dihadirkan dalam festival sudah tersaring dengan baik, sehingga menjadi film pilihan festival (Official Festival).

Daftar film pun sudah muncul di web festival, brosure dan lainnya, biasanya ditampilkan poster film, synopsis dan bio data Sutradaranya dengan negara asalnya.

Poster sangat penting, karena gambar adalah hal yang menarik mata terlebih dahulu, setelah itu tulisan-tulisan (Synopsis-Biodata sutradara-negara-Durasi), Sutradara ingin mematahkan stikma orang akan film dokumenter, sesuai dengan isi filmnya, maka dipilihlah poster film yang cukup menarik perhatian orang. Dari sekian posterfilm yang bertema serius, film ini tampil dengan poster yang nyeleneh, tapi ada makna. Setelah itu baru mereka membaca synopsis, ini film tentang apa sih.

Busan International film Festival, dia tidak mau menerima synopsis dari pembuat filmnya, tapi mereka membuat synopsis sendiri.

탈링은 내 운명 / Tarling is Darling
감독
이스마일 파미 루비스/Ismail Fahmi LUBIS
제작국가
Indonesia
제작연도
2017
러닝타임
114min
상영포맷/컬러

Encrypted DCP / Color

PROGRAM NOTE탈링 당둣은 인도네시아 자바섬의 전통음악으로 여자가 노래를 하며 노출이 심한 옷을 입고 에로틱한 춤을 춘다. 탈링 당둣은 인기가 좋지만 이슬람교도 지도자들은 금지하려 한다. 영화는 작곡가 자함과 음악 프로듀서인 이풍을 따라가며 이 음악을 둘러싼 사람들의 이해관계와 욕망 그리고 담론을 제시한다. 이들은 새로운 가수를 모집하고 무대에 올리려 한다. 한편 성직자들은 자함에게 이슬람 탈링 당둣을 써달라는 무리한 요구를 한다. 엄격하고 금욕적인 종교의 메시지가 에로틱한 노래, 퍼포먼스와 함께 전달될 수 있을까? 영화는 엘리트층과 지도자가 탈링 당둣을 부정적으로 바라보는 시선에서 벗어나, 이 엔터테인먼트 산업의 다양한 면모를 꼼꼼하게 관찰해 나간다. 관찰적 시선을 유지하지만, 캐릭터의 역동성으로 영화는 유머러스하고 아이러니한 매력을 갖는다. 탈링 당둣의 윤리적인 문제에 대해 답을 내려주기보다는 관객들이 스스로 질문하고 고민하게 한다. (조혜영)
이스마일 파미 루비스 / Ismail Fahmi LUBIS
자카르타예술대학에서 영화와 연출을 전공하였다. 1998년에 다큐멘터리 장르로 진로를 바꾸기 전에는 인도네시아 TV의 드라마 몇 편을 감독했다. 루비스는 다큐멘터리 전문 감독인 캐시 헨켈과 함께 일해왔으며, 2006년과 2007년에는 자카르타국제영화제에서 다큐멘터리 마스터 클래스를 진행했다.

Tarling adalah takdirku
Pengawasan Ismail Fami Ruby / Ismail Fahmi LUBIS
Negara asal Indonesia
Tahun Produksi 2017
Waktu berjalan 114 menit
Format Pemindaian / Warna DCP / Warna terenkripsi

PROGRAM CATATAN Taling Deng Sheng adalah wanita musik tradisional Jawa Indonesia yang bernyanyi, mengenakan pakaian dan tarian yang sangat terbuka secara erotis. Dinasti Taling populer, tetapi para pemimpin Muslim mencoba untuk melarangnya. Film ini mengikuti komposer Ja-ham dan produser musik Lee Pung, menyajikan minat, keinginan dan wacana orang-orang di sekitarnya. Mereka mencoba merekrut penyanyi baru dan menempatkan mereka di atas panggung. Para imam, di sisi lain, telah memaksa Jahamm untuk menulis Talings Islam. Bisakah pesan religius yang ketat disampaikan dengan lagu dan pertunjukan erotis? Film ini melihat lebih dekat pada berbagai aspek industri hiburan, bebas dari pandangan negatif para elit dan pemimpin. Sambil mengawasi, dinamika karakter membuat film lucu dan ironis. Alih-alih menjawab masalah etika Taling, audiens bertanya pada dirinya sendiri pertanyaan dan masalah. (CHO Hye-young)
Ismail Fahmi LUBIS
Ia belajar film dan menyutradarai di Universitas Seni Jakarta. Sebelum beralih ke genre dokumenter pada tahun 1998, ia menyutradarai beberapa drama TV di Indonesia. Ruvis telah bekerja dengan Kathy Henkel, seorang sutradara dokumenter, dan pada tahun 2006 dan 2007, ia menjadi tuan rumah kelas master dokumenter di Jakarta International Film Festival.

#Q&A_driasoetomo #afterscreening #cinema

Hari pertama, penonton sedikit. Sutradara mulai gelisah. Tetapi mau tidak mau tanya jawab pada penonton harus dilakukan. Dengan moderator dan translate bahasa Korea.

Pertanyaan pertama muncul dengan, film ini seperti film fiksi?

Sutradara menjawab,

Ini adalah sebuah konsep yang dibuat, Realitas yang di shooting ketika di tampilkan dalam layar sebuah film maka realita itu akan terasa seperti fiksi. (Entah kenapa sutradara mendapatkan kalimat jitu itu). Artinya apa yang sutradara shooting adalah moment/realita, ketika dalam tahap editing maka ada penyusunan realita demi realita hingga mengalirlah alurnya dan penikmat film merasa realita itu adalah fiksi.

Pertanyaan kedua, Bagaimana Sutradara bisa melakukan shooting sedekat dan senyaman itu dalam lingkup obyek yang tanpa batas. Beberapa adegan intim bahkan di shooting dengan jarak yang dekat, dan obyek tidak merasa terganggu, bahkan moment-moment yang sangat pribadi sekali pun.

Sutradara menjawab,

Memang tidak mudah, karena sutradara shooting selama 3 tahun, dan tinggal juga di rumah karakter utama yaitu Kang Jaham. Sutradara juga tidak tahu, kenapa dia bisa masuk kedalam hal pribadi obyeknya, apakah ini dibilang skill atau apa,..? Sutradara tidak tahu. Dia hanya melakukannya, dan dia menganggap obyeknya adalah teman dan bahkan keluarga hingga saat ini. Jadi tidak ada istilah sutradara shooting, obyek adalah obyek. Sutradara dan obyek berbau menjadi satu.

Pertanyaan ke tiga.

Tentang agama dalam film.

Sutradara menjawab,

Saat shooting pun sutradara belum tahu ceritanya, dia hanya tahu arah cerita mau kemana. Dan sutradara pun tidak menyangka agama akan masuk kedalam cerita film ini, ketika Kiyai Uki memanggil Jaham untuk dibuatkan lagu Dangdut Tarling Religie.

Dalam sudut pandang orang Internasional Islam di Indonesia sangat extreme seperti dalm berita. Tetapi mereka tidak melihat hal itu dalam film. Sebenarnya yang extreme itu ada tetapi tidak semua. Bahkan hanya bagian dari kecil. Tetapi karena mereka melakukan sesuatu hal maka dengan mudah berita tersiar. Tetapi islam yang terbesar di Indonesia tidak lah seperti itu.

Pemutaran selanjutnya penonton mulai ramai, dan pertanyaan masih seputar hal tersebut.

🇰🇷탈링 당둣은 인도네시아 자바섬의 전통음악으로 여자가 노래를 하며
Oktober 2017.jpg South Korea🇰🇷_22nd Bu
Saat di korean Busan International Film
Dear Darling's_Kami terus membawanya...j

FESTIVAL

POSTCARD PROMO

bottom of page