top of page

KANG JAHAM

Nama Asli  : Mansyur

Nama Panggung  : Kang Jaham

Umur    : Diragukan 56 Tahun

Warga  : Tersana - Indramayu

Profesi  : Musisi, pengarang Lagu, pengarah penyanyi.

Lagu ciptaan hits  : Surat Biru

Karir  : Jalan di tempat.

Status  : Belum berani nambah jadi dua.

Istri  : Canira (46 tahun)

1977 Berawal ikut group Gambus, Al Fajar - Indramayu, sebagai pemain bass.

1979 - Ikut group Putra Budaya pim: Nano Romanza.

1980’an -Ikut bergabung dalam “Nano Group” - Pimp: Nano Romanza

1983 - Group ROLISTA berdiri ( Rombakan Lingkungan Seni Tarling), Pimp: Nano Romanza.

Karena terlalu banyak show, Kang Jaham capek, pindah ke pimpinan group lain di Indramayu Group Drama Muda, Pimp: Yoyok Suaryo Dan group yang lainnya juga.

1997 saat Indonesia moneter, producer mencari akal untuk membuat musik dengan satu alat saja, yaitu organ. Jaham melakukannya dengan Lagu Kelambi Kuning (penynayi Atin Anatin), dan sukses sehingga Organ Tunggal mulai di gemarin orang.

Kang Jaham juga ikut secara tak langsung memopong karit Dewi Kirana (The Queen of Pantura) - Yuliana ZN - Lola KDI

 

 

 

 

APA ITU TARLING

Jenis musik Tarling tidak lepas dari budaya Jawa Barat, notasi mendayu khas Sinden Jawa Barat.

Ini semua berawal dari sebuah drama yang sederhana, semua dialognya dilantunkan dengan syair yang puitis dengan cengkok khas sinden Sunda yang mendayu. Tahun 1931’an muncul di desa Kepandean, Kecamatan/Kabupaten Indramayu. 

 

Sebenarnya ini sama dengan daerah lain, di Sumatra ada pantun yang di dendangkan dengan khas Melayu, di Jawa Tengah ada wayang yang melantunkan dialognya dengan lagu khas Jawa yang lambat, di Jawa timur juga ada. Intinya adalah sebuah dialog yang di lantunkan dalam sebuah drama. Ceritanya sendiri tergantung daerah masing-masing. Biasanya tema-tema yang baik, atau yang sedanghangat/isu saat itu. Beberapa daerah mencoba dengan ciri khasnya, Dentang pantun melayu kadang suka romantisme, Jawa Tengah lebih kepada kelembutan seorang wanita, Jawa Timur dan Jawa Barat hampir sama, lebih kepada leluconan.

 

Intinya ini adalah sebuah dialog yang puitis dan indah yang di dendangkan dalam sebuah drama kecil. Tetapi lantunan itu menjadi gaya hidup anak muda saat itu. Mereka suka menonton drama traling yang melantunkan dialog syair indah itu, dan bahkan mereka menirukannya dalam kehidupan sehari—hari untuk romantisme pasangan mereka. 

 

Memang Di Indramayu tidak ada alat musik Gamelan seperti Cirebon yang merupakan warisan dari para Wali saat itu. Makanya mereka menggunakan alat musik saat itu Gitar dan Suling. Lalu mengkreasikannya lagi dengan beberapa alat musik dari kotak/dus bekas apa saja untuk gendang, panci dan alat dapur untuk perkusinya, di iringi Gitar dan suling. Dari sini lah muncul istilah Gitar dan Suling, yang di singkat TARLING. Awalnya arti TARLING adalah Yen Wes Mlantar Gage Eling (Andai Banyak Dosa segera bertaubat), hal ini karena alur cerita yang dibawakan tentang tema-tema seperti ini.

 

Semakin lama alunan dialog yang di lantunkan puitis itu pun semakin menjadi cirikas sebuah cengkok menyanyi, hingga ke Cirenbon karena mereka sering manggung sampai ke sama, maka Cirebon menggabungkan seni cengkok menyanyi khas Tarling itu dengan idringan Gamelan, karena Cirebon memiliki Gamelan peninggalan para wali. Karena itu ada sebutan Dermayonan (indramayuan) dan Cerbonan (Cirebonan).

 

 

1931-1936, mulai banyak pergeseran seni ini. Karena mereka terletak di lintas jalan untama Pantura sehingga perkembangannya pesat. Cirebon masih bertahan dengan wayang dan lantunan sinden ala Tarling, atau Panggung sandiwara dengan dialog yang di tarlingkan (dinyanyikan). Sedangkan Indramayu mulai berubah drastis, karena tidak ada gamelan mereka bertahan dengan gitar dan suling saja, tetapi ketika penonton sudah malas menonton drama panggung Tarling yang cukup lama itu, akhirnya mereka menyukai gaya menyanyinya saja, sehingga muncul lagu-lagu tarling. Dalam pentas hajatan atau acara besar, lagu-lagu tarling ini sering di pentaskan tanpa drama panggung lagi. Alat musik band mulai masuk seperti Gitar, gamelan, suling, bass, drum /perkusi dan lainnya. Hingga jaman Organ muncul. Rombongan Tarling memang banyak orang, pemain dramanya saja sudah banyak, belum alat musik yang di mainkan. Pihak rekaman kalau mau recording memang memerlukan banyak orang untuk memainkan alat musik ini. Tetapi di saat jaman moneter 1996-7’an pihak rekaman mencoba membuat musik tarling menjadi simpel melalui program yang ada di organ/keyboard. Dimana semua alat musik Tarling dibuat dengan satu alat, yaitu organ. Kang Jaham lah orang yang pertama melakukan itu dengan lagu Kelambi Kuning. Kebetulan sukses karena terdengan sesuatu hal yang baru, musik tradisional tapi sedikit ada olahan perkembangan tehnologi. Sehingga bila mereka manggung cukup dengan satu organ, gitar dan suling plus penyanyi. Akhirnya musik berkembang pesat mengikuti jaman, Tarling disko, Tarling Rock, Tarling blues, Tarling Jazzy, dan sebagainya. Dalam rekaman mereka tetap menggunakan satu alat yaitu organ untuk menggantikan alat musik lainnya itu, tetapi beberapa group kalau manggung ada yang menampilkan musisi yang banyak dan dimainkan dengan bersamaan. Sehingga saat manggung lebih terasa musik aslinya dari pada mendengarkan di Media CD/file/Mp4.

bottom of page