top of page
Search

TENTANG MANGGA D'RAMAYU

  • Writer: tarlingisdarling
    tarlingisdarling
  • Oct 29, 2019
  • 3 min read

Ada sebutan janda kembang, basah, molen dan sebagainya. Sampai ada istilah mangga.

Anda tahu Indramayu banyak mangga?

Bukan bahasa sunda Mangga (Mongo=jawa red), tapi Mangga. Mangga Indramayu.

Mangga hampir di sekitar rumah pasti ada mangga. Saat Musim mangga, maka bentuk buah mangga itu kita bisa lihat. Ada yang bulet, ada yang agak oval, ada yang oval ke bawah lancip. Tahukah anda kehebatan dari mangga di Indrmayu?

Bentuk buah mangga yang ada di pekarangan rumah di sana menyerupai bentuk si pemiliknya. Kalau mangganya bulat berarti begitu lah bentuknya, pas yang punya keluar dengan jemurannya kita bias lihat bentuknya di balik kemben, oh, iya memang bulat.

Atau ada mangga yang bulat tapi kecil-kecil, pas kita lihat, yang sedang menyuci, oh bener bulat dan kecil, mungkin masih ABG dan malu-malu dengan piyama Hello Kitty nya.

Pas kita lihat ada mangga yang besar, sampái rantingnya tidak bisa menahan berat mangga itu  sehingga harus diganjel pakai galah karena takut rubuh, sore-sore saya jamin dia akan keular dan sambil menyisir rambut dan bersolek. Wow, bener-bener karuniah, besar juga. Apakah besar karena banyak anak, atau memang besar?, 

tapi itulah magga.

Mangga, kita tidak yakin dari warnanya, cuma di endus harum, pait, sepet dan seger. Mangga di Indramayu banyak ras-nya, bentuk juga beda-beda. 

Ini filosofi baru antara pemilik dan tumbuh-tubuhan hidup bersinergi. Seolah alam mendukung, dan ikut-ikutan dengan si pemiliknya. Belum ada kiasan yang bilang, seperti mangga di bêlah dua. Tetapi yang ada adalah Mangga dua (kota), atau dua mangga (särung). Tahu kah anda kenapa mangga dua adalah identik dengan keberuntungan.?

Suatu hari, saat pulang dari shoting di panggung dengan sepeda motor butut yang diantari teman baik saya disana, kita lewat depan rumah yang ada pohon mangganya. Saya menyurut stop, bukan mau ambil mangga. Tetapi saya melihat dua buah mangga dalam satu ranting yang sedang molek. Bentuknya sumpurna, posisi kedua mangga itu cantik sekali, warnanya juga cantik menggambarkan sebuah kemekaran yang matang, menyiasati serasa berkata si magga itu. “ Silahkan petik jika mau sekarang, atau nanti.! Tapi jangan lama-lama, saya akan rela sama yang lain. Kalau pun saya disia-siakan saya akan jatuh, dan masih menunggu di ambil siapa yang munggut saya. Kalaupun tidak ada, biarkan saya membusuk di tanah menjadi pupuk bagi pohon ini ”……. seperti itulah kalau di artikan mangga yang sekel itu.

Cahaya matahari menerobos daribalik ruas pohon mangga menambah suasan cahaya yang dasyat, backlight,manggalight, cukup buat komposisi gambar yang bagus. Saya ambil gambar. Betúl saja, sexy sekali dua mangga ini.Saya juga tidak tahu awalnya buat apa gambar dua mangga ini nantinya dalan film saya, tetapi memuaskan dahaga keinginan hasil ciptaan tuhan membuat saya memenuhi hasrat saya untuk menggambil gambar mangga ini dengan komposisi se-sexy mungkin. Focus di mangga, backgound blur, sehingga orang akan terfocus pada dua mangga ini såja dengan cahaya matahari sore menerobos.Tetapi di backgound  yang blur itu ada sesuatu yang bergerak, ketika change focus ke backgound,  seorang wanità yang sepertinya habis mandi sore dengan kembennya keluar dari rumah dan menghampiri saya.

Akang lagi nyuting apa? Saya diam, tetapi dalam hati….bener-bener mangga mencerminkan si pemiliknya,  walaupun dia pakai kemben, dan saya melihat dua mangga yang sedang  saya shooting ini, serasa saya paham makna mangga dan pemiliknya. Ini lagi shooting mangga.

Oh,…mau?

Saya menganggukan saja. Tiba-tiba dia mengambil galah dan mulai menyodok magga itu, karena galahnya pendek jadi agak kesulitan. Maka di frame saya mangga itu mulai di colok-colok oleh ujunggalah. Lucu juga gambarnya, penonton akan berfikir kenapa dua mangga yang montok ini di colok-colok, mungkin mau diambil. Dan penonton pun akan penasaran siap yang mencolok-colok manga ini? (ini adalah teori film yang saya pelajari dari sekolah saya dulu untuk membuat film. Ada aksi, reaksi dan si pelaku.) Maka filmmaker harus memperlihatkan pada penonton siapa yang mencolok manga ini.

Maka saya berinisiatif untuk mengambil Reverst shot.

Shot 1 sudah, dari dua manggamontok diam, inframe ujung galah menyundul-nyundul dua mangga itu.  2 menit cukup lah.

Cu To Shot 2.

Saya sudah tau shot dua yang harus saya bikin. Karena keinginan saya menunjukan hubungan mangga dan si pemiliknya maka saya pilih Two shot saja. Yaitu, High Angel, saya pakai bangku, agar level saya lebih tinggi dari buah mangga itu. High angel Fourground Dua mangga, Backgound pemilik yang menyodok mangga itu dengan kembennya. Ini posisi yang paling tepat menggambarkan mangga dan pemiliknya. Kembennya itu dari high angel akan lebih jelas Mangga dan pemiliknya.

Dan serasa mangga itu ada di depan lensa saya, dan si pemilik menyodok ke arah lensa saya. Semoga galah dia tidak kena ke lensa saya. Setiap dia sedikit meloncat untuk menyodok mangga itu, mangga sedikit bergoyang,dan si pemilik mangga itu juga ada yang bergoyang juga. Seperti ada kesinambungan gerak dan goyangan antara dua mangga, dan sesuatu dua dipemiliknya itu. Setelah dia kesulitan mengambilnya, dia berkata. Sulit Kang, Akang sendiri saja yang ambil. Ini seperti bahasa kiasan. Seperti Ijab Kabul, Sah…Sah…..

Begitulah cerita manga.

 
 
 

Comentarios


bottom of page